KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR (YOUNG LEARNERS)
Hai,
ketemu lagi di diskusi kita yang ketiga, yaitu karakter siswa SD. Sedikit mengulas
yang kemaren nih, sudah kita ketahui kalo sebagian sekolah telah mulai untuk
menerapkan kurikulum terbaru, Kurikulum 2013. Dimana Bahasa Inggris ditempatkan
sebagai kegiatan extrakurikuler, namun hanya secara teori. Pada kenyataanya,
Bahasa Inggris masih menjadi salah satu mata pelajaran (wajib diikuti tidak
seperti extrakurikuler yang sunah-tidak wajib). Sebelum ke pokok masalah, kita
harus tahu apa itu karakter. Karakter adalah ciri-ciri, gejala yang menunjukkan
identitas suatu kelompok. Trus, apa aja karakteristik siswa SD yang perlu kita
ketahui sebelum kita mengajar (Bahasa Inggris)?
Siswa
SD merupakan siswa diantara umur 7 tahun sampai 12 tahun yang kemudian lazim
disebut Young Learners. Diadaptasi
dari No Greater Call bahwa Young
learners, anak-anak, dikategorikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan
usianya. Dan setiap kelompok tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Bahasa
Inggris di sekolah dasar diajarkan pada kelas 4 yaitu pada usia antara 9-11
tahun. No greater call
mengidentifikasi bahwa kelompok umur tersebut anak menyukai permainan secara
team, senang membaca, memiliki ketertarikan pada kebudayaan lain dan
orang-orang didalamnya, senang bila dalam satu grup sama gender, dan telah
sadar akan hal baik atau benar.
Lebih
lanjut lagi, Brown dalam Sukarno (2008) di Jurnal
Ekonomi & Pendidikan mengungkapkan bahwa anak-anak lebih mengerti
sesuatu yang bersifat nyata-bukan abstrak, mereka juga memiliki daya
konsentrasi yang pendek, sensitive dan lebih berfokus pada keadaan disini dan
saat ini (here and now).
Sukarno
juga merekomendasikan tiga hal penting yang perlu kita perhatikan dalam
mengajar Bahasa Inggris yaitu penggunaan bahasa, media, dan pemilihan tema.
Terkait dengan penggunaan bahasa, guru harus menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa. Ia juga menekankan bahwa perlunya siswa untuk dilatih
mengulangi beberapa bahasa yang lazim digunakan (language chunks) walaupun
mereka belum mengerti arti namun tahu kapan language
chunks tersebut digunakan, seperti
“Good Morning”, “Good Afternoon”,”Never Mind” dsb. Media berperan penting
sebagai alat untuk membantu guru menciptakan situasi yang hidup di kelas.
Penggunaan gambar sebagai media tentunya lebih menarik bila dibandingkan dengan
menatap hitam-putih papan tulis. Dan yang terakhir, guru harus dapat memilih
topic yang tepat untuk siswanya. Tepat disini ialah topic dimana siswa merasa
akan tertarik akan hal tersebut dan topic yang relevan dengan pengetahuan yang
mereka miliki.
Selain
tiga hal diatas, Chamot seperti dikutip oleh Brown (2000) mendaftar beberapa
tehnik, strategi mengajar yang berkaitan dengan karakteristik siswa seperti
berikut:
1. Untuk
mengatasi sifat sendiri siswa: bermain tebak-tebakan dan game lainnya yang
berfokus pada komunikasi; melakukan role play; bernyanyi; menyuruh mereka
berbagi rasa ketakutan mereka di grup kecil.
2. Untuk
memberanikan siswa: beri keleluasaan untuk berlatih menggunakan bahasa inggris;
melatih kelancaran mereka tanpa memperhatikan kesalahan yang dibuat; tugasi
mereka untuk mengaplikasikan bahasa yang telah mereka peroleh di luar kelas.
3. Untuk
membuat siswa merasa percaya dengan dirinya sendiri: guru menjelaskan bahwa
mereka harus percaya dengan diri mereka sendiri, menyuruhnya membuat daftar
dari kelebihan mereka, yang mereka ketahui dan telah mereka lakukan sejauh ini.
4. Untuk
meningkatkan motivasi dalam diri siswa: mengingatkan siswa tentang reward yang
mereka akan peroleh belajar Bahasa Inggris; mendiskripsikan (atau menyuruh
mereka) pekerjaan yang memerlukan penguasaan bahasa Inggris.
Jadi,
bisa kita tarik kesimpulan nih, kalo seorang guru (Bahasa Inggris) musti kudu
wajib kreatif ngembangin aktifitas dalam mengajarnya. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan kelas yang nyaman bagi siswanya. Kalo kelas udah nyaman, kegiatan
udah fun, trus apalagi yang bakalan cegah siswa buat giat belajar (bahasa
Inggris)? Nothing.
Udahan
dulu diskusi kita kali ini ye…. Next destination is talking about whether it is
important to use L1 (mother language) or L2 in teaching learning process
(british dikit napa hehehehe). Thank you, see you.
Sources:
Brown,
H, Douglas. 2000. Principle of Language
Learning and Teaching 4th Ed.
New York : Longman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar